Tuesday, April 7, 2015

PELAKSANAAN BK DI PAUD



PELAKSANAAN BK DI 

PAUD

                                            Oleh Saadatul Huryah





                                                                          BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Bimbingan dan konseling di lingkungan pendidikan/sekolah bukanlah hal yang baru. Dan bimbingan yang dilakukan biasanya untuk membantu peserta didik dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi baik masalah belajar ataupun masalah yang dihadapi dalam perkembangan anak didik. Selain itu juga untuk memfasilitasi perkembangan potensi anak dan mencapai tugas-tugas perkembangan anak. Bimbingan dan konseling juga bisa membantu orang tua dalam menyikapi prilaku anak-anak mereka di rumah.
Pada PAUD bimbingan dan konseling hanya sebatas membantu dan mengarahkan proses tumbuh kembang anak agar lebih terarah dan terpadu. Dimana orientasi pokok dari pendidikan anak usia dini adalah:
a.     Melatih kemampuan adaptasi belajar anak sejak awal;
b.    Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal;
c.    Mengenalkan anak pada lingkungan dunia sekitar, seperti orang, benda, tumbuhan, dan hewan;
d.   Memberikan dasar-dasar pembelajaran berikutnya, seperti mengingat, membaca, menulis dan berhitung sederhana. Dan lima aspek perkembangan yang terdapat dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 (orientasi khusus).
Berdasarkan hal tersebut maka bimbingan dan konselor bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tua. Perlu adanya kerjasama yang terpadu antara orang tua dan konselor dalam hal ini guru agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai secara optimal.
B.                 Rumusan Masalah
Mengetahui pelaksanaan BK di PAUD, seperti perencanaan, pengelolaan, pelayanan, teknik pengumpulan data dan juga penilaian BK di PAUD.
C.                 Tujuan
Untuk menambah wawasan kita mengenai pelaksanaan BK di PAUD, dan langkah-langkah dalam pelaksanaan BK di PAUD.

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Perencanaan
Dalam melakukan bimbingan dan konseling pada anak usia dini diperlukan perencanaan yang matang. Dimana harus memahami karakteristik dari anak usia dini terlebih dahulu. Yang mana anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki ke khasan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Lalu ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaa bimbingan konseling di PAUD antara lain:
a.                   Sistematis, yang mana maksud dari sistematis adalah terstruktur seperti dalam penyusunan Rencana Kegiatan Harian, Rencana Kegiatan Mingguan, Rencana Kegiatan Semester, dan Rencana Kegiatan Tahunan yang mana didalamnya tersisip kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan baik kepada anak, dan juga orang tua.
b.                  Terarah, adapun terarah yang diinginkan dalam bimbingan dan konseling disini adalah kesesuaian antara kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan tujuan yang diinginkan baik oleh orang tua, guru, dan juga tujuan pendidikan nasional.
c.                   Terpadu, disini keterpaduan dilakukan antara semua aspek perkembangan dan kegiatan main yang dilakukan oleh anak usia dini. Yang mana kegiatan bimbingan dan konseling bisa berjalan bergandengan dan terpadu dengan kegiatan yang telah direncanakan.
Dari ketiga hal tersebut maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu:
a.     Pengumpumpulan data
b.    Penyusunan program
c.     Koordinasi
d.    Penyediaan fasilitas
Dalam mengkoordinir semua pelaksanaan BK di PAUD seorang pemimpin (kepala sekolah/pengelola) harus dapat menjiwai jiwa kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan efektif dalam profesi PAUD adalah kira-kira bekerja menuju terciptanya sebuah komunitas dan memberi layanan jasa yang tinggi. Hal yang harus mampu dilakukan pemimpin di PAUD antara lain:
o   Mempengaruhi perilaku orang-orang lain, khususnya staf dan para   orangtua, berkontribusi pada program PAUD yang kreatif;
o   Mengelola program secara efisien;
o   Mengawasi staff dan memandu para orangtua dalam cara-cara yang akan memajukan pertumbuhan pribadi mereka dan kemajuan serta pengembangan profesional; dan
o   Berencana demi perubahan dan mengimplementasi perkembangan guna membenahi keefektifan organisasi dan keefektifan profesional.
Para pemimpin PAUD seharusnya juga bekerja dalam sebuah sikap yang mencakup tiga isu yang didefinisi oleh Sergiovanni (1990) sebagai hal penting untuk suksesnya kepemimpinan.
o   Pemberdayaan adalah dimana hak dan kewajiban dibagi bersama oleh pemimpin untuk berkesudahan dalam peningkatan tanggungjawab dan akuntabilitas di seluruh kelompok
o   Kemudahan adalah dimana pemimpin menyediakan alat dan peluang-peluang dan mengeliminir hambatan-hambatan untuk perkembangan dan pertumbuhan individu dan kelompok; dan
o   Perluasan, yaitu dimana pemimpin dan peran-peran pengikut terjalin untuk memproduksi meningkatnya komitmen dan performa yang luar biasa.

Faktor-faktor ini penting dalam menciptakan dan membentuk lingkup kerja untuk anak-anak, para orangtua, dan staf dimana pemimpin menetapkan nada dan iklim psikologis yang merupakan tanda dari sebuah program kualitas.
Keunikkan dari tiap-tiap penetapan PAUD membuatnya sulit untuk secara spesifik mendefinisikan kepemimpinan secara luas dan secara ekslusif.
 
          Program BK di anak usia dini terdiri dari:
a)    Parenting
b)    Konseling
c)    Field trip/karyawisata
d)   Penempatan kegiatan ekstra kurikuler
e)    Leaflet

Ruang lingkup bimbingan untuk Anak Usia Dini
            1.      Bimbingan Pribadi dan Sosial
            Bimbingan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial anak dalam mewujudkan pribadi yang mampu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan secara baik. Bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah pribadi sosial.
            2.      Bimbingan Belajar
            Merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para anak dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah serta mencapai tujuan dan tugas pengembangan pendidikan melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan kemampuan dasar dan pembentukan perilaku.
            3.      Bimbingan karir
            Bimbingan yang membantu anak dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi secara sederhana.

B.            Pengelolaan
Pengelolaan didalam pelaksanaan BK di PAUD maksudnya adalah bagaimana cara mengelola semua aspek yang ada didalam pendidikan anak usia dini dengan tepat, baik dan sesuai dengan karakteristik anak yang khas. Baik itu dari manajemennya didalam structural  maupun dengan luar pihak sekolah khususnya orangtua dan instansi terkait.
Pengelolaan yang tepat dan baik mencakupi:
1.             Organisasi, yang mana dikoordinir oleh kepala sekolah dan dilaksanakan secara terpadu/holistic dengan semua pihak didalam sekolah khususnya guru yang ada di PAUD juga instansi terkait baik dinas pendidikan maupun pihak lain yang berkaitan dengan perkembangan anak.
2.             Uraian tugas
Dalam hal ini dari koordinasi dari kepala sekolah dan kerjasama yang baik diberikan uraian tugas-tugas seperti koordinator, supervisor dan yang menyediakan fasilitas dan tenaga yang tepat dalam memberikan bimbingan dan konseling pada anak usia dini. Pada umumnya pemberian bimbingan dapat dilakukan oleh guru juga orang tua anak masing-masing. Hanya bagaimana cara menjalin kerjasama yang baik dan memiliki persamaan visi dalam pelaksanaan. Agar apa yang diinginkan semua pihak dapat terlaksana.
Disini tugas koordinator adalah melaksanakan dan membuat program serta melaksanakannya. Sedangkan untuk tugas supervisor adalah memonitor dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling yang dilakukan. Lalu dari hasil monitoring dan pengawasan tersebut baru bisa ditentukan penilaian atas apa yang terjadi dan bagaimana tindak lanjut bimbingan dan konseling yang tepat dari permasalahan atau gejala yang terjadi dalam perkembangan anak usia dini.
Diharapkan tidak adanya penyamarataan dalam pola pembelajaran anak usia dini, karena hal ini dapat menghambat bakat, minat, serta potensi anak. Upaya mengidentifikasi bakat dan minat anak serta potensinya dapat mengarahkan pola pembelajaran yang tepat, juga akan mencegah munculnya perilaku belajar yang salah (Suyadi, 2009:173).
3.           Pengawasan
Pengawasan dalam bimbingan dan konseling di PAUD dimaksudkan adalah merupakan suatu tindakan preventif/pencegahan. Adapun kasus yang memerlukan penanganan khusus maka guru BK yang sekaligus guru kelas yang merasa tidak mampu menyelesaikannya atau memberi pertolongan sebaiknya merekomendasikan anak tersebut dibawa ke psikiater yang lebih kompeten di luar lembaga PAUD (Suyadi, 2009:171).
Jenis pengawasan juga berarti guru dan jajaran sekolah bersama-sama memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan juga mengembangkan system pelayanan di sekolah dalam segala aspek yang sesuai dengan   karakter anak usia dini yang unik dan khas dan menjaga stabilitas pertumbuhan anak. Yang mana secara teoritis terdapat lima aspek pertumbuhan anak, yaitu aspek fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosio-emosional, moral-spiritual (Suyadi, 2009:174).
4.      Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana dalam penunjang kegiatan bermain di PAUD bukan hanya untuk meningkatkan aspek perkembangan  yang ada pada anak usia dini, tapi juga diharapkan bisa digunakan secara baik dan tepat. Sehingga pengelolaan sarana dan prasarana sangat diperlukan bagi pendidikan anak usia dini, ini sesuai dengan dunia anak yaitu bermain yang membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
5.      Kerjasama
Kerjasama diperlukan dalam pengelolaan bimbingan konseling di PAUD. Kerjasama antara semua pihak diharapkan, baik dari kepala sekolah, guru, dan juga pihak orang tua anak. Agar apa yang diinginkan dsn direncanakan dapat dicapai secara maksimal.

C.           Pelayanan
Agar pelayanan BK di PAUD tercapai, ada beberapa jenis pelayanan yang dapat dilakukan, antara lain:
1.             Layanan pengumpulan data; merupakan kegiatan mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya. Yang dapat dilakukan dengan berbagai macam instrument, baik tes maupun no-tes. Dengan tujuan memahami peserta didik dengan karakteristiknya dan karakteristik lingkungannya. Dan pengumpulan data bertujuan untuk perkembangan peserta didik, bersifat berkelanjutan, sistimatik, komprehensif, terpadu dan bersifat tertutup. Adapun jenis data ada dua yaitu:
a.       Data pribadi, meliputi:
·         Latar belakang keluarga dan sosial;
·         Kesehatan dan perkembangannya;
·         Kemampuan dasar;
·         Kemampuan khusus;
·         Kepribadian;
·         Prestasi belajar;
·         Kegiatan diluar rumah;
·         Rencana masa depan.
b.      Data lingkungan
Maksud dari data lingkungan disini adalah lingkungan yang ada pada anak itu, baik adat istiadat/kebudayaan (culture), yang mana tiap tempat memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Sedangkan untuk sumber data dapat diambil dari siswa, orangtua, guru, kepala sekolah, teman, tetangga dan lainnya.
2.             Layanan informasi; merupakan layanan memungkinkan yang diberikan baik pada peserta didik dan orang tua agar dapat menerima dan memahami berbagai informasi. Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik dan orang tua agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, social, belajar, bermain berdasarkan informasi yang diperoleh memadai. Layanan ini berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman. Adapun jenis-jenis layanan informasi adalah:
·         Informasi pendidikan
·         Informasi sosial
·         Informasi media pendidikan
·         Informasi kesehatan
·         Informasi keagamaan
·         Informasi hukum.
Sedangkan untuk teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah: papan bimbingan, brosur, lesflet, poster, ceramah, peninjauan, kliping koran, wawancara, mendatangkan ahli dan lain-lain.
3.             Layanan konseling; dimana layanan ini bisa bersifat pribadi maupun kelompok. Dimana layanan konseling pribadi bersifat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan pengembangan diri, serta bertujuan untuk pengentasan dan advokasi. Sedangkan layanan konseling kelompok  bersifat pemahaman dan pengembangan yang bersifat social dalam mengambil keputusan/penyelesaian, dan untuk pengembangan dan pemahaman.
Ø  Tujuan konseling yang dilakukan adalah:
·         Memberi bantuan yang intensif dalam membina kemampuan, bakat, minat anak.
·         Memecahkan kesulitan dan kelainan khusus yang dihadapi konseling.
Ø  Sasaran konseling:
·         Orangtua atau anggota keluarga.
·         Anak-anak yang mengalami kesulitan.
Ø  Prinsip-prinsip konseling
·         Menciptakan hubungan harmonis dengan anak
·         Adanya toleransi
·         Menciptakan situasi aman dan menyenangkan.
Ø  Langkah-langkah konseling
·         Identifikasi kasus
·         Pengumpulan data
·         Analisis data
·         Diagnosa
·         Prognosis adalah istilah medis untuk menggambarkan kemungkinan akibat dari suatu penyakit.
·         Terapi
·         Evaluasi
·         Tindak lanjut

4.             Layanan penempatan; yaitu layanan yang membantu peserta didik dan orang tua dalam memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat baik didalam kelas (sekolah) maupun di rumah, baik kelompok belajar/bermain, atau kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat bakat anak dan karakteritik anak tersebut.
Ø  Tujuannya adalah: menempatkan anak didik dalam keluarga/kelompok yang sesuai dengan bakat dan minat anak.
Melalui saran-saran yang diberikan konselor kepada orang tua contohnya anak akan meneruskan ke SD yang mana, seperti SD biasa, SD khusus atau SD luar biasa.

5.             Layanan tindak lanjut; layanan ini diberikan pada anak didik berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Dan layanan tindak lanjut ini disesuaikan dengan permasalahan atau anak yang tidak mengalami masalah. Bila anak mengalami masalah maka sebaiknya direkomendasikan kepada pisikiater untuk penanganan selanjutnya. Sedangkan anak yang tidak mengalami permasalahan bisa meneruskan bimbingan dan konselingnya secara kontinyu, terus-menerus dan berkelanjutan. Tindak lanjut sangat penting untuk memperbaharui dan menilai profesionalisme konselor.
Dan dalam metode penanganan yang dilakukan disesuaikan, apabila metode yang dilakukan dianggap berhasil maka tindakan yang dilakukan selnjutnya adalah dengan melanjutkan metode  penanganan yang dilakkan sebelumnya, tetapi bagi yang tidak berhasil dicari penyebabnya dan solusi atas kegagalan penanganan tersebut.
Fungsi dari layanan tidak lanjut adalah sebagai umpan balik bagi guru dan kepala sekolah, dan sebagai alat evaluasi program untuk pelaksanaan program selanjutnya.


·         Sesuai dengan ruang lingkup bimbingan anak usia dini, beberapa contoh materi layanan konseling karir di PAUD.
Komponen penting dalam pemberian layanan konseling karir pada pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah :
a.  Pengetahuan diri (self knowledge)
1). Pengenalan pada pentingnya konsep diri.
2). Ketrampilan untuk berinteraksi dengan orang lain.
3). Kesadaran akan pentingnya pertumbuhan dan pilihan.
b.  Eksplorasi pendidikan dan okupasional ( educational and occupational exploration)
1).  Kesadaran akan peningkatan prestasi akademik.
2).  Kesadaran akan hubungan antara pekerjaan dan belajar.
3).  Ketrampilan untuk memahami dan mengunakan informasi karier.
4). Kesadaran akan pentingnya tanggung jawab pribadi dan kebiasaan bekerja
c.   Perencanaan Karier (Career Planning). meliputi :
1).  Memahami bagaimana untuk membuat keputusan.
2). Kesadaran akan hubungan dengan dirinya sendiri dalam peran    kehidupan.
3). Kesadaran akan perbedaan pekerjaan yang ada dan pilihan kerja yang sesuai untuk pria/wanita.
4).  Kesadaran akan proses dari perencanaan karir.
·         Strategi Layanan Konseling Karier di PAUD :
a.     Pendekatan Instruksional yaitu terpadu dengan kegiatan dalam proses belajar mengajar secara kurikuler dalam mata pelajaran yang diajarkan melalui unit dengan menetapkan tema – tema tertentu.
Contoh RKH :
Model Pembelajaran di PAUD yang menggunakan model area. Siswa berhak memilih bidang pengembangan yang sesuai dengan minatnya.
Tema : Pekerjaan / Polisi
Guru membuka 4 area (Area Seni, Bahasa, Balok dan Matematika/Berhitung)
Area  Seni : Anak mewarnai gambar Polisi
Area Balok : Anak membuat bangunan kantor polisi dari balok.
Area  Bahasa : Mengurutkan gambar seri tentang tugas Polisi
Area Berhitung : Anak menghitung jumlah alat/ atribut polisi.
Setelah diberi penjelasan oleh guru maka anak dipersilahkan untuk memulai kegiatan sesuai dengan minat. Disini guru mengamati masing- masing siswanuya. Apabila selalu anak untuk memulai kegiatan yang dituju area yang sama maka guru bias menginformasikan pada orang tua bahwa anaknya punya kecenderungan dalam hal tertentu.

b.  Pendekatan Interaktif yaitu melalui kegiatan-kegiatan interaktif dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar dalam berbagai bentuk kegiatan seperti permainan, konsultasi, dinamika kelompok, kerja kelompok .
Contoh RKH:
Kegiatan dengan kerja kelompok.
Tema tanaman : Anak PAUD disuruh   dibagi menjadi 3 kelompok. Masing kelompok membawa 3 macam buah yang berbeda. Kelompok A membawa Apel. Kelp. B : Membawa buah Jeruk dan Klp. C membawa buah Salak. Masing-masing kelompok disuruh mencari cirri masing buah yang dibawahnya. Kulitnya, warnanya, rasanya, bentuknya, buahnya, dan lain sebagainya.
Kegiatan dengan permainan .
 Tema :Binatang. Guru mengajak anak-anak bermain kucing dan tikus, atau bermain ular tangga.
Kegiatan Dinamika Kelompok : Guru mengajak anak anak membuat lingkaran, lalu dengan lagu : Berjalan-jalan oo. …berjalan didalam lingkaran 2X ada botol kosong diisi air gula, ada nenek ompong giginya tinggal 4, maka tugas anak mencari teman dengan jumlah 4, tidak boleh lebih /kurang yang tidak sesuai dengan angka yang disebut guru anak diberi hukuman yang mendidik sesuai kesepakatan antara guru dan murid.
c.  Pendekatan dukungan system yaitu dengan menciptakan suasana sekolah dan lingkungannya sedemikian rupa sehingga secara tidak langsung telah memberikan suatu iklim yang menunjang perkembangan siswa.
Contoh RKH :
Tema pekerjaan : Lembaga (PAUD) bisa bekerja sama dengan pasar (market) Anak diajak berbelanja di super market , anak memilih sendiri barang yang akan dibeli dipandu petugas super market, anak melakukan transaksi sendiri ( Untuk pengenalan pekerjaan :PEDAGANG).
Atau lembaga bisa bekerja sama dengan Dinas Peternakan, anak diajak outbond dengan memerah susu sapi, disini anak dikenalkan dengan profesi “PEMERAH SUSU“ dan masih banyak lagi.
d.  Pendekatan pengembangan pribadi yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan kondisi dirinya. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas –tugas individual, penelusuran minat dan kemampuan.
Contoh RKH:
Tema : pekerjaan. Peserta didik diberi tugas mencari gambar profesi sesuai cita-citanya di internet yang di cetak dan dipigura dengan bagus/rapi.(Catatan : Anak dibantu keluarganya di rumah). Atau peserta didik diberi tugas mengamati atau menanyakan tugas orang tua ( Ibu sebagai ibu rumah tangga, atau Ayah sebagai  seorang yang mempunyai profesi ) lalu mereka disuruh menceritakan kedepan kelas. Yang berani bercerita dapat bintang.
·         Konseling Kelompok , dalam konseling kelompok anak PAUD perlu mengikuti tahap-tahap berikut :
a.    Tahap pembentukan, meliputi perencanaan awal: apa saja yang menjadi kebutuhan anak, siapa saja yang ada dalam kelompok, jumlah anggota kelompok, kapan  waktu pelaksanaan dimulai dan berakhir.
b.    Tahap eksplorasi, dalam tahap ini anak-anak dilatih untuk menyadari dan mengerti perasaan dan tingkah laku dirinya dan orang lain.
c.     Tahap transisi, tahap dimana seorang anak menghadapi kecemasan dan konflik mereka selama mereka memualai memecahkan masalahnya.
d.    Tahap pelaksanaan, pada tahap ini anak-anak dilatih untuk melihat beberapa alternative tingkah lakunya dan untuk memecahkan masalah.
e.     Tahap terakhir, tahap yang terakhir untuk anak-anak melakukan apa yang mereka telah pelajari kedalam praktek.
Apabila menggunakan bimbingan kelmpok dapat menggunakan teknik sosiadrama, bermain peran, menggambar, bermain music, bercerita, membaca buku di perpustakaan. 

D.      Teknik pengumpulan data
Data adalah segala keterangan atau informasi mengenai hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian haruslah relevan dengan apa yang menjadi obyek penelitian. Agar diperoleh data yang benar-benar relevan tersebut, perlu ada metode yang tepat untuk mengungkapnya. Adapun teknik mencari data ada dua cara yaitu: dengan tes dan non tes.
v  Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan psikologis seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diukur.
Alat tes yang digunakan untuk pengumpulan data (himpunan data) harus yang distandardisasikan (stantardizet test) dalam arti cara penyelenggaraan tes, cara pemeriksaannya, dan penentuan norma penafsirannya seragam. Selain itu juga harus memiliki validitas dalam arti ada kesesuain antar apa yang diukur (diteliti) dalam tes dengan aspek yang direncanakan untuk diukur melalui tes tersebut. Alat tes yang digunakan dalam himpunan data juga harus memiliki reliabilitas dalam arti  ada keajegan dalam hasil yang diperoleh apabila seseorang mengerjakan suatu tes pada waktu yang berlainan.
Tes sebagai alat pengumpulan data digunakan dengan tujuan untuk:
a) memperkirakan (prediktif) tentang taraf prestasi atau corak perilaku di kemudian hari. b) mengadakan seleksi untuk menerima atau menempatkan individu pada posisi tertentu. c) mengadakan klasifikasi untuk menentukan dalam kelompok mana seseorang sebaiknya dimasukan untuk mengikuti suatu program pendidikan tertentu, bekerja dalam jabatan tertentu, atau dikenai program rehabilitasi tertentu, d) mengadakan evaluasi tentang program-program studi, proses pembelajaran, dan lain sebagainya.
Adapun macam tes yang dilakukan adalah:
c.       Tes bakat
Tes ini digunakan untuk mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mata pelajaran tertentu, program pendidikan vokasional tertentu,  atau bidang karier tertentu. Tes ini lingkupnya lebih terbatas dari kemampuan intelektual.

d.      Tes minat
Tes ini digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan apa yang paling diminati siswa. Selain itu, juga untuk membantu siswa dalam memilih jenis karier yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya.

e.       Tes kepribadian
Tes ini digunakan dalam himpunan data untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter, temperamen, corak kehidupan emosinal, kesehatan mental, relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Termasuk dalam tes ini adalah tes-tes proyektif yaitu tes untuk mengukur sifat-sifat kepribadian  seseorang melalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu kata.  Tes ini diadministasikan oleh psikolog. Angket kepribadian untuk mengukur ciri kepribadian seseorang (siswa) melalui analisis-analisis jawaban tertulis atau sejumlah pertanyaan untuk menentukan suatu pola sikap, motivasi, dan reaksi emosional yang khas pada seseorang
f.       Tes kecerdasan/intelegensi (IQ)
Intelegent quotient atau IQ ialah angka yang mana menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang yang dibandingkan dengan sesamanya dalam satu populasi. Definisi asli dari IQ adalah mengukur kecerdasan dari anak-anak ketika: IQ adalah sebuah rasio dari umur secara mental dibagi umur secara fisik dan dikalikan dengan angka 100. Umur secara mental dihitung berdasarkan dasar dari rata-rata hasil di dalam sebuah tes yang dibagi dalam setiap kategori umum.
Terdapat dua jenis dari test IQ:
1)      Verbal - Jenis ini menentukan tingkat kemampuan untuk menemukan konsep umum dari contoh yang disajikan: "anjing, kucing, singa = hewan", menentukan konsep yang tidak berkaitan dengan kelompok: "burung, kelinci, monyet, mobil", menemukan keteraturan dalam angka-angka: "11,12,14,17,21", memecahkan deretan angka, dan lain-lain.
2)      Non-verbal - Ini adalah tes yang didesain untuk mengukur kemampuan dalam membentuk kubus, mengorganisasikan gambar-gambar dari waktu tertentu dan urutan logika, membangun bentuk-bentuk dari bagian-bagian tertentu, dan lain-lain. Beberapa tes ini sering kali ditujukan untuk menjelajahi pikiran abstrak anak, atau yang kompleks maupun yang mendetail.
Ketika menentukan untuk mengambil sebuah tes IQ, baik secara fisik maupun mental anak haruslah terasa santai, dan lakukanlah secara serius, yang mana akan membawa anak menjadi terkonsentrasi secara penuh.
Dalam melakukan tes diatas tidak sembarang orang atau pihak yang melakukannya. Yang berhak untuk melakukan tes bakat, minat dan intelegensi/IQ adalah orang-orang yang memiliki sertifikat khusus yang kompeten dibidangnya. Sehingga diperlukan kerjasama pihak sekolah dengan lembaga pendidikan/tertentu yang memiliki kewenangan dibidang tersebut.

v  Non tes
Yang termasuk alat dalam nontes adalah:
a.       Wawancara
Dalam wawancara komunikasi dilakukan secara lisan.Wawancara ada yang bersifat langsung dan yang bersifat tidak langsung, dan berdasarkan pedoman wawancara. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara untuk mengumpulkan data anak adalah: 1) pembimbing hendaknya dapat menciptakan situasi yang bebas, terbuka dan menyenangkan, sehingga anak dapat secara bebas dan terbuka memberikan jawaban (keterangan). 2) pertanyaan yang diajukan diajukan hendaknya disusun secara sistematis sehingga mudah dipahami oleh anak. 3) jawaban atau keterangan yang telah diberikan oleh anak segera dicatat.
Untuk pendidikan anak usia dini wawancara biasa dilakukan pada anak dan juga orang tua. Cara melakukan wawancara dengan anak disesuaikan dengan bahasa anak yang mudah dipahami, dan biasanya dilakukan sambil anak bemain di lingkungan sekolah (ruangan), sedangkan untuk orang tua anak, wawancara yang dilakukan harus detail dari kebiasaan anak dirumah dan lingkungan rumah, karakter orang-orang disekitarnya dan sebagainya. Diharapkan wawancara yang dilakukan pada orang tua dan anak lebih mendetail sehingga data yang ingin diketahui tentang anak tersebut dapat diperoleh secara maksimal sebagai penunjang dalam melakukan tindakan selanjutnya.

b.      Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan memperhatikan obyek penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung yang berpedoman pada pedoman observasi, serta mangadakan pencatatan tentang hasil pengamatan tersebut secara sistematis.
Bogdan dan Moleong menyebut sebagai pengamatan berperan serta, yakni peneltian yang bercirikan interaksi social antara peneliti dengan subjek, membuhkan waktu yang cukup lama dalam lingkungan subjek dan selama pengamatan itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis.
c.       Angket
Angket memuat sejumlah item pertanyaan yang harus dijawab oleh responden (siswa). Pengumpulan data melalui angket, komunikasi antara pembimbing dengan anak dilakukan secara tertulis, sehingga anak pun menjawab secara tertulis pula. Dengan perkataan lain, data yang akan dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Angket ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Untuk anak usia dini angket biasanya diberikan pada wali murid atau orang tua anak, ini dikarenakan anak usia dini belum bisa menulis dan membaca serta memahani pertanyaan yang diberikan secara tertulis. Sedangkan menurut macamnya angket terbagi atas:
·         Angket terbuka
Angket terbuka (open questionaire), merupakan bentuk angket yang pertanyaan dan pernyataannya memberi kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.
·         Angket tertutup
Angket tertutup (closed questionnaire), adalah angket yang pertanyaan dan pernyataannya tidak memberi kebebasan kepada responden untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat dan keinginan mereka.


·         Angket terbuka dan tertutup/semi terbuka
Angket semi terbuka (semi open questionnaire), yaitu bentuk angket yang pertanyaan atau pernyataannya berbentuk tertutup, tetapi diikuti pertanyaan terbuka.
 Contoh Angket Semi Terbuka :
            Apakah anak anda mempunyai kebiasaan yang buruk saat tidur ?
            Ya                                                                   Tidak
            Jika ya ataupun tidak, berikan alasan anda.

d.      Catatan anekdot
Catatan anekdot merupakan laporan singkat tentang berbagai kejadian atau perilaku tentang anak dan membuat deskrifsi objektif tentang perilaku anak pada saat tertentu. Atau merupakan suatu bentuk catatan peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi tentang anak baik bersifat individual maupun kelompok. Peristiwa tersebut merupakan data bagi anak yang bersangkutan dan sangat diperlukan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada mereka. Peristiwa-peristiwa itu dapat terjadi secara insedintil tanpa dapat diramalkan terlebih dahulu.
Catatan anekdot ada dua bentuk, yaitu : 1) catatan anekdot insidentil, yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa yang terjadi secara insidentel baik yang bersifat individu maupun kelompok. 2) catatan anekdot periodik, yang digunakan untuk mencatat berbagai peristiwa tertentu yang terjadi secara insidentil dalam suatu periode tertentu.
Catatan anekdot yang baik harus memuat unsur-unsur : nama anak, tanggal observasi, tempat observasi, situasi dimana peristiwa atau kejadian diobservasi, kelas anak, deskrifsi singkat tentang tindakan-tindakan  yang diamati beserta reaksi orang lain terhadap perbuatan anak, apabila diberikan interpretasi, komentar atau rekomendasi ditulis kolom tersendiri yang terpisah dari kolom yang membuat deskrifsi, dan nama pengamat.
Contoh kejadian khusus antara lain :
v Anak yang biasanya pendiam menjadi periang
v Anak yang biasanya pemurung tiba-tiba menjadi ceria
v Anak yang biasanya riang tiba-tiba menjadi pendiam, dan sebagainya.

1)        Catatan khusus mengenai peristiwa atau perilaku anak sebaiknya ditulis secara uraian, objektif dan faktual (apa adanya), dan tidak menggunakan interpretasi (penafsiran) dan asumsi (dugaan). Interpretasi dilakukan setelah mengkaji peristiwa yang terjadi. Hal inilah yang sering menyulitkan pendidik, karena harus membuat catatan faktual, sementara juga harus membuat interpretasi obyektif dari peristiwa yang timbul atau perilaku yang ditampilkan oleh anak.
Contoh format catatan anekdot.

CATATAN ANEKDOT
Pengamat : Ima
Nama                                                                      : Dina, 3 tahun                   
Kelompok                                  : Bintang Kecil
Hari, Tanggal : Rabu, 20 Nopember 2004                        
Lokasi                                                                     : Kebun Sekolah
Waktu : 08.30 – 09.00
Peristiwa        :
Rita sedang memetik jagung. Dina datang menghampiri dengan membawa keranjang. Dina mengatakan kepada Rita, “Pakai keranjangku aja untuk masukin jagungnya”. Rita menoleh kepada Dina. ‘Iya, “ kata Rita. Mereka pun kemudian memetik jagung bersama-sama dan memasukkan ke dalam keranjang.

Komentar (interpretasi) pendidik:
Dina biasanya pendiam, dan jarang memperhatikan temannya. Agaknya, kepedulian Dina mulai tumbuh. Kepedulian tersebut menunjukkan perkembangan sosial emosional. Dina memerlukan dukungan untuk pengembangan kemampuan tersebut, antara lain dengan sering mengajak Dina bermain dengan teman sebaya, terutama ketika berada di lingkungan keluarga atau tempat tinggal.

e.       Sosiometri
Metode Sosiometri adalah suatu metode pengumpulan serta analisis data mengenai pilihan komunikasi dan pola interaksi antar individu dan kelompok. dapat dikatakan bahwa sosiometri adalah kajian dan pengukuran pilhan sosial, sosiometri disebut juga sebagai sarana untuk mengkaji "tarikan" (traction) dan "tolakan" (repulsion) anggota-anggota suatu kelompok. Dalam hal ini melihat kedudukan anak dalam hubungan sosial, apakah dari intensitas anak bergaul dan juga populeritas anak dalam lingkungan sekitarnya yang perlu diamati/diketahui.
ü  Tes Sosiometri ada dua macam, yaitu :
o   Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu ( criterium ) bersama-sama dengan teman-teman yang dipilih.
o   Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya.
            Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan di institusi-institusi pendidikan dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok, sedangkan jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan sosial pada umumnya saja.
ü  Kegunaan Sosiometri dapat dipergunakan untuk:
1.      Memperbaiki hubungan insani.
2.      Menentukan kelompok kerja.
3.      Meneliti kemampuan memimpin seseorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
4.      Mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman seorang individu dengan individu lainnya.
5.      Mencoba mengenali problem penyesuaian diri seorang individu dalam kelompok sosial tertentu.
6. Menemukan individu mana yang diterima / ditolak dalam kelompok sosial tertentu.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:
·         Membuat angket
·         Membuat tabulasi arah pilihan
·         Membuat sosiogram
·         Analisis sosiogram
f.       Pemeriksaan kesehatan.
g.      Home visit (kunjungan rumah)
Layanan Home visit : merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru pembimbing atau wali kelas dengan mengunjungi orang tua/tempat tinggal siswa. Kegiatan dalam kunjungan rumah dapat berbentuk pengamatan dan wawancara, terutama tentang kondisi rumah tangga, fasilitas belajar, dan hubungan antaranggota keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan siswa. Masalah siswa yang dibahas dapat berupa bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan bidang bimbingan karier.
h.      Case comference (konprensi kasus)
Studi kasus merupakan suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan dimana multisumber dimanfaatkan. (Yin, 2008:18). Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode-metode lain. Dengan metode studi kasus ini konselor bisa mendapatkan tinjauan yang mendalam. Studi kasus akan mempermudah konselor sekolah untuk membantu memahami kondisi siswa seobyektif mungkin.


E.            Penilaian BK di PAUD
Penilaian BK di PAUD memiliki tujuan dan metode-metode yang harus dilaksanakan. Antara lain:
·         Tujuan penilaian BK di PAUD:   
a.       Mengetahui hasil pelaksanaan program;
b.      Memperkuat prioritas  program;
c.       Melengkapi bahan informasi dan data;
d.      Dasar informasi utk menghadapi kritik dari  orang tua dan masyarakat.
·         Metode yang dilaksanakan dalam penilaian BK di PAUD:
a.       Observasi terhadap anak-anak;
b.      Angket kepada orang tua;
c.       Wawancara terhadap anak dan orang tua;
d.      Pemeriksaan: ahli medis, psikolog dan konselor;

Pengamatan (observe) terhadap proses ditujukan kepada siswa dan juga terhadap guru BK yang menjadi kolaborator. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan aktivitas dalam proses pembelajaran dan pendapat ataupun sikap mereka terhadap pembelajaran yang mereka ikuti, apabila data telah dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah memaparkan data. Pemaparan data merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai data yang berhasil direkam dalam penelitian, baik data proses maupun hasil. Pemaparan data tersebut harus mengacu kepada indicator keberhasilan hasil maupun proses.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika pendidik melakukan penilaian, antara lain:
a.         Dokumentasikan seluruh kejadian secepatnya atau ketika peristiwa sedang terjadi. Halinipenting dilakukan mengingat keterbatasan memori untuk mengingat kembali hal-hal yang telah terjadi sepanjang hari bersama anak. Di samping itu, ketepatan dan kecepatan pendokumentasian sangat mempengaruhi akurasi dari proses dan hasil evaluasi. Oleh karena itu, pendidik hendaknya memiliki beberapa strategi pendokumentasian, antara lain :
o   Menggunakan potongan-potongan kertas kecil yang dapat digunakan untuk mencatat peristiwa yang dialami oleh setiap anak.
Contoh:
Ani (Kelp. Bintang Kejora)       
Jumat, 18 Januari 2010

Rio (2 tahun)
Kamis, 1 Desember 2009
Mengembalikan balok
Mencuci tangan
Mengambil makanan dari tas

Perilaku ****
Bahasa ***
Kemandirian
****

(ukuran kertas 10 cm x 10cm)

(ukuran kertas 10 cm x 10cm)

Gambar Potongan Kertas Sebagai Alat Bantu Pencatatan
o   Menggunakan simbol-simbol tertentu pada papan atau kertas yang ditempel di dinding sebagai pengingat peristiwa yang dialami oleh anak. Contoh berikut ini menunjukkan berbagai simbol yang digunakan oleh pendidik sebagai pengingat.
Contoh:
Jawaban anak-anak                                        No. Absen anak
Fungsi Rumah :
1.       Biar nggak kehujanan                     (2)                   
2.       Biar nggak dikejar hantu               (8)         
3.        
Kamis, 7 oktober 2006. Tema Rumahku


Gambar potongan kertas berisi catatan sebagai Pengingat Hasil Usaha Anak
o   Membuat sketsa hasil karya anak yang sulit dicatat atau dideskripsikan dengan kata-kata, misalnya bangunan balok, dan sebagainya. Dengan demikian, tahap perkembangan anak dalam suatu aspek dapat dicatat, diketahui, untuk kemudian ditindaklanjuti dengan tepat secepat mungkin, sehingga anak dapat mencapai tahap perkembangan yang lebih tinggi.
Contoh pencatatan dengan sketsa gambar di dalamnya
Boby kel. Kartini
(Senin,4 Januari 2004)
Bermain Balok
Kata Bobi : “Aku bikin stasiun kereta api banyak"
 





Gambar Potongan kertas berisi hasil usaha anak
b.      Dokumentasikan seluruh elemen termasuk lokasi kejadian, waktu, dan
peristiwa yang sedang terjadi
c.       Dokumentasikan kata-kata yang diucapkan anak bilamana memungkinkan.
Contoh :                               
v  Kata Ida, “Bu, Rina memukul tanganku”
v  Kata Ari, “Pak, tadi aku dibantu Adi mengambil balok”
d.      Dokumentasikan kata-kata atau perilaku orang lain yang ada di sekitar lokasi kejadian
e.       Dokumentasi harus bersifat obyektif, akurat, dan lengkap
f.       Dalam melaksanakan penilaian, ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan, antara lain :
ü  Mengacu pada tingkat pencapaian perkembangan dan indikator serta prinsip-prinsip penilaian. Dalam hal ini dapat digunakan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD dan Permendiknas No. 16 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Penilaian Taman kanak-kanak.
ü  Dilakukan secara integratif dengan kegiatan pembelajaran
ü  Melakukan pencatatan hasil penilaian harian. Hal ini biasanya diintegrasikan dengan rencana kegiatan harian. Demikian pula dengan teknik penilaian yang digunakan, hendaknya dicantumkan dalam rencana kegiatan harian. (Lihat Modul perencanaan Pembelajaran)
Waktu penilaian dilakukan sejak anak datang, ketika bermain dan pulang kembali. Dengan demikian, penilaian dilakukan sepanjang waktu, ketika anak sedang berada di lembaga PAUD. Sebenarnya, orangtua dapat melanjutkan proses evaluasi di rumah, sehingga informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak dapat lebih komprehensif.
Untuk melakukan hal tersebut, perlu adanya buku penghubung atau buku komunikasi antara pendidik dan orangtua, yang dapat memberikan ruang bagi aktivitas anak di sekolah maupun di rumah. Format yang digunakan dalam buku penghubung dapat dikembangkan sendiri oleh masing-masing lembaga.
Contoh Format Buku Penghubung Sebagai Berikut:
Nama anak                                :






Kelompok                                :




Hari, Tanggal                                :



:

:

Catatan di rumah

Aktivitas anak di sekolah


Akivitas Anak
:
Catatan perkembangan anak
:



Foto aktivitas anak di sekolah
:

Foto aktivitas anak (bila ada)
:
Saran bagi Orangtua
:

Catatan bagi Pendidik


v  Catatan berkesinambungan (running record)
Catatan ini memuat kejadian secara rinci dan berurutan. Pendidik mencatat semua kejadian atau perilaku yang terus menerus yang dilakukan anak itu. Catatan berkesinambungan berbeda dengan catatan anekdot karena catatan berkesinambungan mencatat semua perilaku anak bukan hanya sekedar peristiwa-peristiwa tertentu saja, dan pencatatan dilakukan langsung, tidak menunda kemudian setelah pembelajaran selesai.
Contoh catatan berkesinambungan sebagai berikut.  
CATATAN BERKESINAMBUNGAN
Nama anak : Tika, 5 tahun
Hari, tanggal : Kamis, 6 Pebruari 2003
Pengamat : Raditya


Waktu
Kegiatan
Peristiwa
Evaluasi
08.00 – 08.15
Penyambutan anak
Tika datang dengan diantar ayahnya menggunakan sepeda motor

08.15 – 08.10

Tika menyalami tanpa memandang bu guru
Tika memanyunkan bibirnya Tika berlari ke dalam kelas dan tasnya ke dalam loker hingga seluruh isi tas terjatuh keluar dari dalam tas
Tika tampaknya Sedang mengalami sesuatu peristiwa
Yang kurang menyenangkan
08.10 – 08.20
Berman bebas
Tika         berlari                 menuju             halaman
sekolah. Ana dan Ratih memanggil namanya tetapi Tika tidak menyahut. Tika menuju ke ayunan dan bermain sendiri. Tiba-tiba Tika menangis.
Bu   guru   mendekati Tika dan menanyakan alasan Tika menangis.
Tikamenjawab,”Bonekakudirusak adik. Aku marah, tapi mama malah marahin a ku”.
Tika sedang bersedih Tika             habis    dimarahi
mamanya
Tika butuh media Katarsis untukmenetralkan emosinya

v  Catatan spesimen (Specimen Records)
Catatan spesimen hampir mirip dengan catatan berkesinambungan tetapi lebih rinci. Catatan ini sering digunakan oleh pendidik yang menginginkan uraian lengkap dari suatu perilaku khusus anak, misalnya perilaku yang berkaitan dengan emosi anak. Sementara catatan berkesinambungan lebih sering digunakan untuk mencatat perilaku anak secara umum, dengan tidak formal. Pendidik yang membuat specimen records bukan orang yang sedang terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak. Seperti catatan berkesinambungan, specimen records dilakukan dengan cara menulis secara naratif perilaku atau peristiwa saat terjadi, tetapi uraian itu biasanya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya seperti waktu, anak, dan penataannya. Rincian peristiwa yang akan dicatat tergantung pada tujuan pengamatan.
Waktu melakukan pencatatan spesimen ditentukan sendiri oleh pendidik, tergantung dari perilaku yang akan diamati secara khusus, misalnya :
- Saat melingkar (circle time)
- Saat pijakan sebelum main
Contoh catatan specimen
CATATAN SPESIMEN
Nama anak         : Hendro, 2 tahun
Hari, tanggal            : Kamis, 6 Pebruari 2003
Waktu                  :
Pengamat            : Raditya
Pengamatan I           : 12 Januari 2012
Aspek
Kegiatan
Peristiwa
Evaluasi/Interpretasi
Pendidik
Pengamatan I
Materi pagi
Hendro keluar lingkaran
Hendro belum

Lingkaran        besar
besar, sementara teman-
mengikuti bacaan doa
Nilai-nilai
Berdoa bersama
temannya mengikuti bacaan

Agama dan

doa dari bu guru. Ketika
Hendro belum
Moral

ditanya guru Hendro mengatakan, “Capek, duduk terus...”
Nyaman berada dalam lingkaran besar yang berposisi d
Aspek
       Kegiatan
             Peristiwa
Evaluasi/Interpretasi
Pendidik
Pengamatan II
Nilai-nilai Agama dan Moral
Bermain di Sentra Persiapan
Hendro membaca Basmalah, kemudian Hendro menggunting kertas dengan pola lurus. Guntingan Hendro tepat di atas garis lurus
Hendro bisa membaca doa sebelum beraktivitas Motorik halus Hendro sedang berkembang
Pengamatan III
Nilai-nilai Agama dan Moral
Bermain di Halaman
Hendro       bermain      kejar‑
kejaran.     Tidak    ada  aktivitas
berdoa

Pengamatan IV
Nilai-nilai Agama dan Moral
Makan Bersama
Hendro duduk di kursi kecil,
dekat      meja,     bersiap    untuk
berdoa.     Hendro     membaca
doa           sebelum         makan,
memimpin teman-temannya
Hendro berani
memimpin teman‑
teman-temannya.
Hendro sudah
mampu membaca
doa sebelum makan
v  Time sampling
Metode time sampling memerlukan pengamatan yang menunjukkan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi sering, berulang-ulang, dalam waktu yang singkat. Misalnya: perilaku berteriak-teriak, memukul atau menangis dapat diamati dan dihitung dengan mudah. Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika digunakan untuk mengamati anak dengan alasan-alasan berikut :
i.         Membutuhkan waktu dan usaha yang tidak terlalu banyak dibandingkan catatan narasi.
ii.       Lebih obyektif dan terkontrol karena perilaku yang diamati spesifik dan dibatasi.
iii.      Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu pengamatan.
iv.     Memberikan informasi yang berguna dalam interval waktu dan frekuensi dari perilaku tertentu.
v.       Memberikan hasil kuantitatif yang berguna untuk analisis statistik.
Contoh catatan time sampling

TIME SAMPLING
Nama anak   : Nanda, 2 tahun
Hari, tanggal : Kamis, 9 Mei 2003
Pengamat      : Roni
PERILAKU
KEMUNCULAN SETIAP
5MENIT
(Men it ke-1 s.d ke-5)
JUMLAH KEMUNCULAN (Menit ke-1 s.d ke-5)
CATATAN PERISTIWA
1’
2’
3’
4’
5’
1’
2’
3’
4’
5’
Memukul
1
2
2
0
0
5
4
3
0
0
Memukul pada 5 menit
pertama,       kedua,            dan
ketiga, lalu berhenti. Pada 5 menit pertama, memukul sebanyak 5 kali, kemudian 4 kali dan 3 kali.

v  Event sampling
Event sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan kepada pengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku khusus yang sudah dipilih lebih dulu. Event sampling digunakan untuk mempelajari kondisi di mana perilaku tertentu terjadi atau sering terjadi. Keuntungan menggunakan event sampling adalah :
i.           Mencatat peristiwa dengan utuh, sehingga membuat analisis lebih mudah
ii.         Lebih obyektif dibandingkan metode yang lain, karena perilaku telah ditentukan sebelumnya
iii.        Sangat menolong untuk menguji perilaku yang tidak sering terjadi
iv.       Pengamat terlebih dulu perlu menentukan perilaku yang ingin diamati, kemudian mempersiapkan setting yang memungkinkan perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengamati perilaku tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman bagi dia untuk mengamati, menunggu sampai muncul perilaku tersebut dan mencatatnya.
v.            Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari tujuan pengamatan. Jika pengamat sedang mempelajari penyebab atau hasil dari perilaku tertentu, makamenggunakan ”ABC” Analisis (Bell & Low). Analisis Attitude, Behavior, Consequence (ABC) merupakan uraian singkat dari peristiwa keseluruhan, yang dibagi menjadi tiga bagian (perilaku pencetus, perilaku, konsekuensi). Setiap saat peristiwa terjadi, saat itu juga dicatat.


EVENT SAMPLING
Nama     :                               Usia                   :
Sentra    :                               Tanggal             :
Pengama:  ............................ Waktu               :
Perilaku                                                      :          Mencubit teman
sampai menangis




Waktu

Peristiwa Pencetus
Perilaku
Konsekuensi
8.10
Doni menyusun balok      menjadibangunan.                             Mario
Mengambil balok
Doni.
Doni                  membentak
Mario,            kemudian
mencubit        tangan
kanan Mario
Mario          menjerit  kemudian
menangis.         Guru                 mendatangi
mereka               berdua,     lalu
menasehati    keduanya     dan
mengajak      untuk     saling
memaafkan
9.15
Doni bermain ayunan. Dita
menghentikan
ayunan Doni
Doni     turun         dari
ayunan      kemudian
berkacak       pinggang.
Doni membentak Dita dan mencubit lengan kirinya
Dita          menangis       keras.  Guru
menenangkan                 serta
menasehati      keduanya dan
mengajak         untuk  saling
menyayangi dan memaafkan.
v  Daftar cek (checklist)
Daftar cek adalah instrumen yang disusun berdasarkan aspek dan indikator perkembangan sesuai kelompok usia, ada yang menggunakan skala nilai adapula yang tidak. Skala nilai bisa dua pilihan, misalnya (1-2), atau lebih dari dua (1 sampai 4), sedangkan yang tidak menggunakan skala nilai dapat dua pilihan(ya/tidak, sudah/belum) atau lebih dari dua pilihan (tidak pernah, kadang-kadang, sering) ataupun yang lainnya.
     
Contoh tanpa skala nilai
FORMAT EVALUASI PERKEMBANGAN HARIAN
Usia 2-3 tahun
Nama : Zulaiha, 2 tahun
Kegiatan : Materi Pagi
No.
Aspek
Perkembangan
Indikator
Pencapaian
Tidak Pernah
jarang
sering
Selalu
1.   
Fisik Motorik
Anak    dapat    berjalan
berjinjit



Anak dapat berjalan di atas titian keseimbangan



2.   
Bahasa





3.   
Sosial emosional





4.   
dst










Contoh 2. Dengan menggunakan skala nilai
Format Pengamatan Perkembangan Bahasa
Anak Usia 4-5 Tahun
Nama anak      :
Usia     :
Kelompok       :
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang berisi angka 1, 2, 3, dan 4 sesuai dengan kondisi perkembangan anak.
Keterangan                   
1 : Kategori tidak pernah
2 : Kategori jarang
3 : Kategori sering
4 : Kategori selalu

No
Tahap
Perkembangan
Indikator Kemampuan
Kategori
1
2
3
4
1
Mendengar
Dapat mengerti beberapa perintah secara bersamaan (perintah untuk berjalan dan berlari atau duduk dan berdiri)




Dapat memahami peraturan dalam suatu permainan




Dapat memahami cerita yang dibacakan




Dapat mendengarkan lagu-lagu anak




Dapat         mendengarkan      perintah     untuk meletakkan
mainan di tempatnya




Dapat           mendengarkan       perintah       untuk             menaruh
sepatu di tem patnya




Dapat mendengarkan perintah         berdoa sebelum dan
sesudah tidur




Dapat mendengarkan        dan menceritakan informasi
yang disampaikan pendidik




Dapat mendengarkan dan mengerti perintah untuk menyiapkan peralatan belajar




Dapat mengerti kata sifat (contoh: sopan santun, jujur, baik hati, berani, mandiri)




2
Berbicara
Dapat       menggunakan    kata       sambung   “tetapi”
(misalnya: Saya sudah dapat menggambar te-tapi belum bisa mewarnai)




Dapat          mendefinisikan      kata-kata     yang      sederha-na
(misalnya: pintar/pandai, jujur, dan sebagainya)




Dapat menanyakan arti berbagai kata (misalnya: ma, apa sih artinya kasih sayang?)




Dapat       menceritakan         perbedaan    suatu        benda
(misalnya: perbedaan mobil dan sepeda motor)




Dapat       menceritakan        persamaan    suatu        benda
(misalnya: persamaan sapi dan kambing)




Dapat menyebutkan kota asalnya




Dapat menyebutkan alamat rumahnya




Dapat menyebutkan 13 nama benda yang ditunjuk






No
Tahap
Perkembangan
Indikator Kemampuan
   Kategori      
1
2
3
4
3
Membaca
Dapat menceritakan gerakan yang ada     di              dalam
gambar cerita




Dapat mengisi/menambahkan kata-kata pada kalimat yang kosong




Dapat menunjukkan dan menyebutkan 15 gambar yang dikenalnya




Dapat menunjukkan dan menyebut 15 mainan yang dikenalnya




Dapat menceritakan informasi yang ada pada buku
gambar/ cerita




Dapat menceritakan gambar yang dilihat pada buku gambar/ cerita




Dapat menyebutkan nama benda dan binatang sesuai dgn gambarnya




Dapat           menyebutkan       enam      nama          warna     yang
d itu nj u kka n/d il ihat




4
Menggambar dan
menulis
Dapat membedakan antara tulisan dan gambar




Dapat menirukan tulisan-tulisan sederhana




Dapat melipat kertas warna-warni




Dapat menggunting kertas di atas 2 garis




Dapat menggambar dengan tiga warna dasar




Dapat           mewarnai      sesuai      dengan      gambar     yang
disediakan




Dapat membuat gambar binatang




Dapat membuat bentuk lingkaran




Dapat membuat bentuk kotak




Dapat membuat bentuk segitiga





Keterangan :
1.  Tidak pernah (0%), anak tidak pernah melakukan kegiatan yang sesuai dengan indikator kemampuan.
2.  Jarang (>0% sd 50%), anak melakukan kegiatan sebesar >0% sd 50% dari frekuensi kegiatan yang sesuai dengan indikator kemampuan.
3.  Sering (>50% s.d < 100%), anak melakukan kegiatan sebesar >50% sd <100% dari frekuensi kegiatan yang sesuai dengan indikator kemampuan. Selalu (100%), anak selalu melakukan kegiatan yang sesuai dengan indikator kemampuan.

v  Unjuk kerja
Penilaian dapat juga dilakukan dengan melihat penampilan (unjuk kerja) anak ketika melaksanakan suatu aktivitas, misalnya menyanyi, menari, membaca syair dan sebagainya.
v  Rubriks
Rubrik berisi catatan aktivitas anak dengan menggunakan indikator sesuai yang tertera dalam rencana pembelajaran. Rubriks sesungguhnya bersifat semi kuantitatif, namun demikian dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan pembelajaran bagi anak usia dini.
Contoh rubriks disajikan berikut ini.
PENILAIAN PENDIDIK
Hari, Tanggal  :                                    
Aktivitas       : Fisik-motorik
Nama Anak    :
Usia Anak      :
no.
Aspek
Indikator
Kualitas Tampilan
1.   
Motorik Halus
Anak       dapat meremas kertas                 dengan
menggunakan    kelima
jarinya
Apakah     anak
dapat meremas kertas       dengan
menggunakan
kelima    jarinya
dengan kuat?
Apakah   anak
Dapat meremas
Dengan menggunakan
kelima  jarinya
tetapi        belum
kuat?
Apakah   anak
belum        dapat
meremas
kertas       dengan
kelima jarinya?
2.               
Motorik kasar



dst

Anak dapat berjalan di papan titian tanpa dipegangi
Apakah     anak
berjalan                 di
papan       titian
tanpa dipegangi?
Apakah   anak
berjalan            di
papan     titian
dengandipegang?
Apakah   anak
belum         berani
berjalan             di
papan titian?



v  Kumpulan hasil kemampuan anak
Hasil kemampuan anak atau hasil karya anak dapat dikumpulkan kemudian menjadi bahan evaluasi perkembangan anak.
v  Portofolio
Portofolio merupakan dokumen anak yang terdiri anak :
a).                  Contoh hasil karya anak
b).                  Hasil penilaian anak berdasarkan instrumen yang telah disusun
c).                   Foto-foto kegiatan anak
d).                  Beberapa dokumen pendukung lainnya, misalnya hasil penilaian

v  Alat penilaian terstandar
Alat penilaian terstandar merupakan alat atau instrumen yang telah dikembangkan oleh para profesional, telah melalui proses pengujian dan tidak diragukan lagi validitas serta reliabilitasnya. Akan tetapi, penggunaan alat evaluasi terstandar harus mengikuti norma dan prosedur penggunaannya. Beberapa alat evaluasi terstandar antara lain :
a).       Tes skrining perkembangan, misalnya Denver Developmentally Screening Test (DDST), Alat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTKA)
b).      Tes diagnostik (diagnostic test), misalnya Adversity Response Scale (ARS)
c).       Tes kesiapan (readiness test)
a).                  Tes kemampuan (achievement test)
b).                  Alat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTKA), dan sebagainya
v  Alat penilaian yang dikembangkan sendiri 
Pendidik dapat mengembangkan alat penilaian perkembangan sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, tentu saja alat tersebut harus teruji sehingga layak digunakan. Untuk mengembangkan alat evaluasi, panduan secara singkat disajikan pada uraian materi berikutnya.
Dari berbagai alat penilaian di atas, pendidik dapat memilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pendidik.
Ø  Pedoman Pencatatan
Kegiatan pencatatan hasil pengamatan melalui catatan anekdot, running records, specimen records, ataupun ceklis bukanlah kegiatan yang mudah. Pengamat terbiasa mengamati apa yang terjadi di sekelilingnya dan dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang apa yg dilihatnya , sehingga harus benar-benar berhati-hati dan obyektif.
Beberapa hal yang harus dihindari antara lain :
a).         Interpretasi (penafsiran) dan asumsi (dugaan)
b).        Memberi label/cap (pemalu, periang, kreatif)
c).                                                                                      Maksud (dengan maksud untuk       )
d).        Evaluasi (kerjanya bagus, kurang rapi)
e).                                                                                                   Pernyataan negatif (anak itu gagal         )
f).                                                                                                    Pernyataan positif (anak itu berhasil      )







BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
PAUD memerlukan layanan bimbingan dan konseling untuk mencapai suatu perkembangan optimal. Bimbingan dan konseling diperuntukan bagi semua peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif terhadap munculnya perilaku bermasalah pada anak usia dini. Segenap pelayanan/kegiatan BK tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,  sosial dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.

B.                 Saran
Bimbingan dan konseling diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan dan media untuk menjaga stabilitasi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Yang nantinya bukan hanya bermanfaat bagi anak didik tapi juga bermanfaat bagi orang tua anak agar dapat memahami dan mengetahui karakter anak usia dini yang unik dan khas. Bimbingan dan konseling perlu dilakukan secara optimal, serius dan berkelanjutan oleh guru/pendidik sebagai konselor dalam PAUD, agar aspek perkembangan dan pertumbuhan anak tercapai secara maksimal, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat terwujud.












DAFTAR PUSTAKA


o   Suyadi, 2009. Bimbingan Konseling untuk PAUD. Jogjakarta, Diva Press.
o   http://www.google.com/muthnainnah/Bimbingan-dan-Konseling. Diakses Sabtu 26 Oktober 2013 Pkl. 21:34 Wita.
o   http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/jenis-layanan-bimbingan-dan-konseling. Diakses  Senin 4 November 2013 Pkl. 23:35 Wita.
o   http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-36328.html#.Unekcdk_Kt8. Diakses Senin 4 November 2013 Pkl. 21: 49 Wita.
o   http://bimbingandankonselingdotnet.wordpress.com. Diakses Senin 4 November 2013 Pkl. 21:34 Wita.
o   http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses Senin 4 November 2013 Pkl. 21:28 Wita.
o   http://www.te2n.com/evaluasi-program-dan-tindak-lanjut. Diakses Senin 4 November 2013 Pkl. 23:42 Wita.
o   Hidayat, Dede Rahmat dan Badrujaman Aip, 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling. Jakarta, PT. Indeks.
o   http://naniksariyani.blogspot.com/2012/04/studi-kasus-dalam-bk.html Diakses Jumat 6 Desember 2013 Pkl. 01:19 Wita.
o   http://eko13.wordpress.com/2008/06/13/sociogram/ Diakses Jumat 6 Desember 2013 Pkl. 02:05 Wita




No comments:

Post a Comment