KONSEP
DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
Oleh Saadatul Huryah
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang berkembang, dimana memiliki sasaran yang
berperan dalam melaksanakan pembangunan
disegala sector., baik di sector
industry, perdagangan maupun di sector
pendidikan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan di setiap sector, maka
perlunya peranan pendidikan, yang menempatkan manusia sebagai kedudukan sentral
dalam pembangunan. Pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan di setiap
sektor, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan berperan sebagai upaya
pencerdasan, pendewasaan, kemandirian manusia
yang dilakukan oleh perorangan, kelompok dan lembaga. Upaya ini dimulai
sejak berabad-abad silan, pola pendidikan mengalami kemajuan yang pesat berkat
kerja keras para pakar pendidikan terdahulu.
Salah
satu komponen pendidikan yang menjadi tonggak keberhasilan pendidikan adalah
kurikulum. Pada daarnya kurikulum nsebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Pelaksanaan
kurikulum di Taman Kanak_kanak secara berencana dan terstruktur untuk
pencapaian tujuan pendidikan.
Kurikulum
Taman Kanak-Kanak di Indonesia telah mengalami banyak perhatian, dimulai dengan
kuriklulum Taman Kanak-kanak yaitu kurikulum tahun 1968, kurikulum 1976,
kurikulum 1984 yang disebut Program Kegiatan Belajar 1994, kurikulum 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP hingga sekarang. Perkembangan
keurikulum pendidikan dim Indonesia mempunyai konsep terpenting menuju ke pembaharuan,
konsep itu adalah salah satu konsep terpenting
untuk maju adalah menuju
keperbaikan dan sebuah perubahan selalu di sertai dengan
konsekuensi-konsekuensi yang sudah selayaknya di pertimabngkn agar tumbuh
kebijakan yang bijksana pda perkmbangan
Kurikulum Pendidikan.
B.
Landasan
1. Yuridius
a) Landasan penyelenggaraan Taman Kanak-kanak.
a) Landasan penyelenggaraan Taman Kanak-kanak.
b) Landasan perkembangan kuriuklum
Landasan yang mempengaruhi perkembangan kurikulum meliputi :
-
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 0461/U/1994 tentang Program Kegiatan belajar Taman
Kanak-kanak.
-
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Keudayaan RI No. 002/U/1995 tentang Perubahan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0125/U/1994 tentang Program Kegiatan belajar Taman Kanak-kanak.
-
Surat Keputusan Dirjen Mendikdasmen no….
tentang Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di TK dan SD.
2. Filosofi
Sejarah
berdirinya Taman Kanak-kanak atau yang disebut prasekolah telah dimulai pada
tahun 1900. Tokoh seperti Froebel adalah yang paling berpengaruh. Tentunya
sejarah Taman Kanak-kanak tidak dapat
dipisahkan dari Belanda ketika menjajah di Indonesia. Pada abad ke-19 bangsa
Belanda, yang waktu itu masih menjajah di Indonesia dengan mulai mendirikan
sekolah di Indonesia terutama untuk anak-anak mereka sendiri dan anak-anak
Indonesia dari golongan terntu saja yang dapat diizinkan untuk masuk sekolah
yang didirikan oleh Belanda. Pada awal mulanya Belanda mendirikan Sekolah
Dasar, Sekoloah Menengah dan akhirnya Sekolah Tinggi serta Taman Kanak-kanak
pada waktu itu disebut Bewaarschool (bewaar berasal dari kata bewaren artinya
menitipkan). Usaha pendidikan anak prasekolah di Indonesia telah berlangsung
sejak tahun 1914 pada saat Pemerintah Hindia Belanda membuka kelas
persiapan (voorklas) yang fungsinya menyiapkan anak-anak memasuki HIS
(bentuk Sekolah Dasar di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda). Perguruan
Taman siswa mendirikan Taman Indria, yaitu suatu sarana pendidikan untuk
anak prasekolah. Bersamaan dengan berdirinya Taman Indria, berdiri pula Taman
Kanak-kanak dengan nama Bustanul Aftfal yang disponsori oleh
organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1941, sekolah-sekolah Foebel
dilanjutkan dengan nama Taman Kanak-kanak. Hari lahirnya Taman siswa yaitu
tanggal 3 Juli 1992 merupakan hari penting untuk anak Indonesia.
Bentuk
pendidikan prasekolah atau taman Kanak-kanak di Indonesia sudah berdiri sebelum
kemerdekaan ini terbukti dengan berdirinya lembaga-lembaga pendidikan yang
mengkhususkan perhatian terhadap usia
Taman Kanak-kanak yang berdasarkan pada Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 2 tahun 1989. Kemudian dijabarkan dalam peraturan pemerintah
nomor 27 tahun 1990 tentang Prasekolah menyatakan bahwa bentuk satuan
pendidikan dini meliputi Taman Kanak-kanak di jalur pendidika Sekolah, Kelompok
Bermin dan Pentipan Anak serta bentuk sejenis di jalur pendidikan luar sekolah.
3. Teoritis
a. Tokoh
pendidikan yang Mempengaruhi Krikulum di Indonesia
Tokoh-tokoh anak
prasekolah pada masa lalu sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan atau
Taman-Kanak-kanak. Menurut Marrison dalam Patmonodewo (2000) menyebutkan
terdapat 5 alasan pentingnya mengenal tokoh yang berpengaruh dalam pendidikan
di Taman Kanak-kanak meliputi :
·
Mengenal hrapan dan pemikiran
tokoh-tokoh paa masa lalu dapat memberikan konsep bahwa pendidikan masa kini
tidak semuanya baru.
·
Pemikiran tokoh-tokoh pada masa lalu
dapat menjadi inovasi dalam menyempurnakan pendidikan masa kini.
·
Pemikiran para tokoh masa lalu menjadi
inspirasi dalam membuat strategi pembelajaran.
·
Pengasuhan yang dilakukan oleh pendidik
dan orang tua dapat lebih optimal dengan mengetahui teori-teori yang ditemukan
para tokoh pendidikan anak pada masa lalu.
·
Ide-ide cemerlang dari para tokoh masa
lalu dapat dijadikan penelitian bagi ahli dibidang anak prasekolah atau Taman
Kanak-kanak.
Beberapa
tokoh tersebut adalah sebagai berikut :
a) Freiderich
Wilhelm Froebel (1782-1852) mendirikan kindergarten pertama pada tahun 1937,
dengan rancangan kurikulum yang telah terstruktur untuk anak dalam mencapai
pemahaman tentang lingkungan sekitarnya.
b) Ki
Hajar Dewantara, seorang tokoh gerakan di lingkungan Perguruan Taman Siswa
mendirikan Taman Indria, yaitu suatu sarana pendidikan untuk anak prasekolah.
c) Dewey
meyakini bahwa anak harus diberikan kegiatan yang bermanfaat sesuai tahap
perkembangannya.
d) Montesori
menekankan bahwa alat bermain sangat urgen untuk dirancang pada saat kegiatan
bermain.
e) Bloom
menyatakan bahwa perkembangan mental yaitu perkembangan intelegensi,
kepribadian dan tingkah laku sosial , sangat pesat ketika anak masih berusia
dini separuh dari perkembangan intelektual anak berlangsung sebelum anak
berusia 4 tahun.
f) Landshears
menyebutkan bahwa tingkat perkembangan kognitif pada usia 17 tahun merupakan
suatu akumulasi perkembangan anak sampai usia 4 tahun sebanyak 50% usia 4-6
tahun sebanyak 30% dan 20% yang lain dicapai paa usia 9-17 tahun.
C.
Pengertian
Kurikulum
Kata
“kurikulum” yang sudah dikenal sejak
tahun 1820, berasal dari bahsa latin ‘currer’ yang berarti ‘ to run’
(menyelenggarakan) atau ‘to run the course’ (menyelenggarakan suatu
pengajaran). Batasan tradisionil ini mengartikan kurikulum sebagai ‘the course
of study (materi yang dipelajari).
Para ahli
mengelompokkan kurikulum dalam empat komponen yaitu (1) Kurikulium sebagai
tujuan (the curriculum as objectives), (2) Kurikulum sebagai kesempatan belajar
yang terencana, (3) Kurikulum sebagai mata pelajaran / mata kuliah dan (4)
Kurikulum sebagai pengalaman.
Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pada tahun 1994,
untuk mencapai tujuan pendidikan TK, maka disiapkan suatu program kegiatan yang
disebut denan PKB TK 1994. Yang dimaksud dengan PKB di TK adalah “seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang
disebut disebut PKB-TK, yang pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan tinggi disebut kurikulum
(Depdiknas, 2003 : 86)
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh
proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan
demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu
rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan
urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum dalam sistem persekolahan merupakan suatu
rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Kurikulum yang baik harus selalu berubah dari waktu ke waktu sesuai
dengan perkembangan zaman,
Pengertian Pengembangan Kurikulum
Menurut Arif Furchan, pengembangan
kurikulum adalah kegiatan menghasilkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
atau proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk
menghasilkan kurikulum. Pengembangan kurikulum juga bisa diartikan sebagai
kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan kurikulum.
Mulyani Sumantri mengartikan
pengembangan kurikulum sebagai proses perencanaan menetapkan berbagai
kebutuhan, mengadakan identifikasi tujuan-tujuan dan sasaran, menyusun persiapan
instruksional, memenuhi segala persyaratan kebud
Manfaat Pengembangan
Kurikulum adalah :
1. Menyusun perencanaan kurikulum
2. Menyelaraskan kurikulum
3. Mengembangkan kurikulum
4. Meneliti kurikulum
Kesimpulan bahwa:
Pengembangan pendidikan
Taman Kanak-kanak atau prasekolah pada
dasarnya mengharapkan akan proses pembelajaran memberikan pada anak
kegiatan yang menyenangkan sesuai dengan prinsip di Taman Kanak-kanak bermain
seraya belajar agar seluruh aspek berkembang sesuai taraf perkembangannya.
No comments:
Post a Comment